Semangat dan Gelora Jawa Pos - Doeloe Hingga Saat Ini

SEJARAH JAWA POS 

 

Semangat dan Gelora Jawa Pos - Doeloe Hingga Saat Ini

 

Sudah baca Koran Apa hari ini ? hehe pertanyaan yang mungkin kedengarannya aneh untuk generasi millenials.

 

Wah jika kamu tidak suka baca, jangan-jangan kamu termasuk dalam yang disebutkan di survey oleh BPS bahwa hanya 17,58% penduduk  yang gemar membaca buku, surat kabar atau majalah. Sangat disayangkan ya .. Padahal salah satu ciri bangsa maju, adalah tingginya budaya membaca dan menulis.

 

Sudah jadi rahasia umum loh kalau membaca itu merupakan cikal bakal kesuksesan seseorang karena melalui membaca seseorang dapat terinspirasi  yang kemudian ia wujudkan menjadi suatu karya nyata yang bernilai.

Informasi dan inspirasi tidak hanya didapat dari buku. Koran atau Majalah juga bisa dijadikan pilihan bacaan yang simple karena berisikan ulasan singkat, ringkas dan padat mengenai suatu informasi.

Eh eh sebentar.. masih ada yang tahu kan apa itu Koran? Wah Jangan-jangan karena jarang baca Koran wujudnya saja tidak tahu. Kebangetan banget sih kamu L

 

Jadi Koran atau surat kabar merupakan media massa yang berisikan beragam rubrik bacaan, seperti berita teraktual, tajuk rencana, topik hiburan dsb. Selain rubrik artikel ada juga rubrik iklan.

 

Iklan pun tidak hanya menyuguhkan nilai komersial namun ada konten iklan yang informatif, seperti iklan jenis advertorial yang mengulas lebih dalam mengenai suatu produk atau jasa.

 

Mari berkenalan dengan Aneka Koran di daerah-daerah Indonesia dan kali ini kita akan berkenalan secara singkat dengan Koran Jawa Pos.

 

Sebelum kita mengulik lebih jauh tentang Koran Jawa Pos, apakah ada yang tahu koran ini berpusat dimana ? hayoo siapa yang tahu ? Iya di Jawa tapi Jawa mana ayo ? 

 

Koran Jawa Pos lahir di Surabaya, Jawa Timur, kantornya berada di Gedung Graha Pena. Koran Jawa Pos ini merupakan salah satu Koran harian dengan oplah terbesar di Indonesia. Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen (Soeseno Tedjo) tahun 1949 dan mulanya ia adalah seorang pegawai bagian iklan di sebuah bioskop di Surabaya. Karena pekerjaannya dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar. Lama - lama ia terinspirasi untuk membuat surat kabar sendiri.

 

Kemudian didirikanlah PT. Perusahaan Penerbitan dan Percetakan Djava Post Concern Limited. Perusahaan ini adalah yang pertama kali menerbitkan koran harian Java Post yang merupakan cikal bakal kelahiran Koran Jawa Pos. Nama Java Post sendiri, mengalami beberapa kali perubahan, seperti menjadi Java Post, JAVA POST, Djawa Post dan terakhir kali menjadi Koran Jawa Pos hingga sekarang ini. Soeseno mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda.

 

Tidak selamanya bisnis surat kabar berjalan mulus. Pada akhir tahun 1970-an. Omzet Koran Jawa Pos merosot tajam akibat persaingan dan karena tak ada penerus yang mengurusi bisnis korannya, pada 1982 Soeseno akhirnya memutuskan untuk menjual Koran Jawa Pos kepada sesama pengusaha media, Eric FH Samola.

 

Eric FH Samola adalah seorang Direktur Utma PT Grafiti Pers (penerbit majalah Tempo). Lalu Eric mengamanahkan Jawa Pos ke Dahlan Iskan, yang sebelumnya adalah Kepala Biro Tempo di Surabaya untuk membenahi Koran Jawa Pos secara keseluruhan.

 

Disini sepak terjang Dahlan Iskan pun terlihat. Dibawah kepemimpinan beliau, di luar dugaan, ternyata Koran Jawa Pos yang waktu itu nyaris mati ternyata mampu menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Seiring dengan perkembangan usia Dahlan Iskan pun meneruskan perusahaannya pada Azrul Ananda yang merupakan putra dari Dahlan Iskan pada tahun 2005.

 

Tidak perlu berlama-lama, di era derasnya arus informasi Jawa Pos pun tidak mau ketinggalan. Jawa Pos News Network (JPNN) dalam waktu 5 tahun dan memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Tak hanya di situ Jawa Pos Group pun juga merambah usaha lain yang masih berkaitan dengan berita, hanya saja medianya yang berbeda, yaitu mendirikan beberapa stasiun TV lokal di hampir seluruh kota-kota besar di Indonesia, dan yang terakhir didirikan yaitu MKtv (Mahkamah Konstitusi televisi).

 

Luar biasanya lagi Jawa Pos Group tidak hanya berkomitmen membangun Indonesia melalui dunia informasi tapi juga membuka lini usaha baru di bidang yang jauh dari lini usaha utamanya. Yaitu mendirikan Independent Power Plant. Sebuah perusaan pembangkit tenaga listrik. Berkat kesuksesannya membangun tenaga listrik baru, Dahlan Iskan sejak 2009 lalu, diangkat menjadi Direktur Utama PLN.

 

Kalian mulai tertarik jugakan untuk tahu lebih jauh tentang sejarah koran-koran lain di daerah Indonesia. Adanya koran lokal juga merupakan wadah melestarikan kebudayaan daerah loh. Sehingga, tradisi lokal bisa diangkat Nasional. Jadi tidak ada salahnya kalian juga harus turut mendukung koran lokal di daerah kalian.

 

Saat ini pemasangan Iklan di Jawa Pos tidak perlu mendatangi kantor Grha Pena.

Pemasangan Iklan Jawa Pos dapat melaui website dengan sekali klik yang telah disediakan di pusatpemasanganiklan.com atau melalui email di [email protected] atau melalui whatsapp di +6287771438969

 

Penulisan artikel tentang Kisah Singkat Jawa Pos Doeloe Hingga Sekarang merupakan komitmen pemasanganiklan.com dalam turut menumbuhkan minat baca masyarakat Indonesia. 

Karena kita semua tahu bahwa salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang suka membaca dan menulis.

 

 

Sumber :

https://jawaposkoran.blogspot.co.id/2013/02/sejarah-jawa-pos.html

https://catatanazrulananda.wordpress.com/category/azrul-ananda/catatan-azrul-ananda/jawa-pos/